Sunday, April 28, 2013

15 Years: The Shape of Punk Today.


Berawal tahun 2005 ketika aku memasuki sekolah menengah pertama, sebagai anak lelaki yang baru saja beranjak menuju remaja, aku mulai suka akan music ‘keras’ gara-gara saudaraku yang mengajakku untuk menonton Disgorge (US) di AACC 2005 silam. Setelah menonton pertunjukkan tersebut aku selalu penasaran dengan music keras. Setelah itu aku selalu meminta back-up-an lagu-lagu ‘keras’ dari saudaraku, karena tidak punya. Kebetulan saudaraku saat itu mempunyai stok CD-r banyak dan mempunyai computer ‘canggih’ pada masa-nya. Mulai dari Snapcase sampai Slayer, dari Napalm Death sampai Dismember.

Berawal dari berkunjung ke rumah kawan baru, di-sebelah kamarnya, kakaknya sedang menyetel ‘Refused Are Fucking Dead’-nya Refused dengan volume yang tak kepalang tanggung, aku ingat lagu itu diputar hampir belasan kali oleh kakaknya. Anehnya, aku merasa lagu itu ada suatu nada auratik yang mengajak kita untuk menggoyangkan badan dan menganggukan kepala dengan nada brutal tapi catchy. Sejak saat itu aku sering bermain ke rumah temanku ini, hanya untuk mendengarkan lagu-lagu yang diputar oleh kakaknya. Aku mulai memberanikan diri bertanya kepada kakaknya yang terlihat galak itu. Aku bertanya tentang lagu apa yang dia putar berturut-turut saat pertama kali aku berkenalan dengan nya. Dia terlihat bingung, aku baru menyadari bahwa dia ternyata sangat ramah dan akhirnya dia mengizinkan masuk ke kamarnya. Dia akhirnya ingat ketika aku pertama kali datang, kakaknya memutar ‘The Shape of Punk to Come’-nya Refused seharian penuh. Aku meminta izin kepada kakaknya bahwa ingin mendengarkan lagu-lagu tersebut.

Sungguh demi Dennis Lyxzen, aku berusaha berpura-pura  mengerti dengan apa lirik yang dikatakan di-setiap lagu ketika itu, apalagi Dennis kebanyakan teriak-teriak. Yang ada di benakku hanya satu, yaitu ingin mendengarkan lagu-lagu bising yang berirama. Kakaknya memperlihatkan sebuah casing persegi tipis bertuliskan Refused – The Shape of Punk to Come: A Chimerical Bombination In 12 Burst”. Dengan cover kolase foto ‘ciamik’ dan beberapa potongan kotak pernak pernik. Aku langsung jatuh cinta dengan covernya. Dengan senang hati dia mem-back-up kan lagu-lagu itu ke CD kosong, untukku. Sejak saat itu aku selalu mendengarkan bek-ap-annya di CD-Player milik ayahku.

Tahun 2007 aku memiliki CD aslinya yang dirilis Burning Heart Records tahun 1998. Aku dapat dari salah satu toko rekaman di Surabaya, harganya lumayan mahal. Ada suatu kesenangan tersendiri  ketika kita memegang rilisan fisik sebuah band favorit, walaupun pada akhirnya duit kandas. Dibaca semua yang ada didalam sleeve cover-nya. Lalu tahun 2012 kemarin CD-nya hilang oleh salah seorang kawan, namun tahun ini aku mendapatkannya lagi dengan harga yang ‘nyaman’ di-dompet dari seorang kawan. :D

‘The Shape of  Punk to Come’ adalah Hardcore/Punk modern yang (terlalu) futuristik di-era-nya, menyegarkan bukan main. Merangkum sebuah manifesto maha dahsyat yang mengambil referensi dari mana-mana: dari H. Miller hingga Malatesta, dari Marx hingga para Situasionist International, dari Venom Orchestra sampai Nation of Ulysses hingga Born Against. Berteriak sepanjang rekaman, seolah Dennis benar muak dan marah. Hanya di track terakhir Dennis bernyanyi dengan sangat getir.

Refused membubarkan diri beberapa bulan kemudian ketika menjalankan tour album tersebut dan berakhir di sebuah cafĂ© yang dibubarkan oleh aparat. Setelah eksis 7 tahun, mereka bubar jalan dengan segala kemegahan, kemuakkan satu sama lain. Mereka hanya bisa tertunduk lemas ketika sebuah kreatifitas mereka hanya menjadi lahan komoditas para pengeruk keuntungan. Semua rasa muak mereka tertuang di dalam ‘The Shape of Punk to Come’.

2012 kemarin mereka melakukan aksi panggung reuni dari Eropa hingga Australia, dan membubarkan diri kembali dengan show terakhirnya di kampung halaman mereka: Sweden (Umea). Sesungguhnya aku merasa sedikit kecewa, dikarenakan Refused tidak berkunjung ke Indonesia. Aku sempat bertukar pesan melalui e-mail dengan Dennis, dan dia sungguh minta maaf tidak dapat berkunjung ke Indonesia karena suatu alasan. Aku hanya bisa memakluminya.

Pada akhirnya ‘The Shape of Punk to Come’ akan selalu menjadi sebuah album spiritual religious bagi diriku secara personal. Ketika aku dilanda kegundahan, album inilah yang pasti akan kudengarkan. Made my day, always! Tahun ini album mereka berumur 15 tahun, dan masih tetap menyegarkan dan relevan. Sebagai penutup tulisan ini, aku mengucapkan:

Selamat tahun ke-15 ‘The Shape of Punk to Come’: Boredom won’t get me tonight!!!

3 comments:

  1. Wah, kamu mustinya dateng pas taon 2006 Dennis sama geng barunya T(I)NC manggung di Jakarta. Mungkin jenisnya beda dan Dennis mati-matian gak mau disama-samain dengan Refused, tapi ya gimana, toh semangat gengnya itu tetep sama dengan semangat Refused, terutama album terakhir mereka ini. Atau jangan-jangan kamu juga datang pas acara itu?

    ReplyDelete
  2. Aku gak dateng pam waktu itu. Saya tau T(I)NC satu tahun kemudian setelah dengerin Refused. Memang sama gila semangatnya. Tapi gerbang pembuka saya buat kenal 'musik' lebih jauh berawal dari Refused album "The Shape of.." hehehe x)

    ReplyDelete
  3. sok atuh pam jentrekeun deui didieu, ngobrol naon wae harita jeung si.dennis :D

    ReplyDelete