"..I don't know what it means. Why can't you come clean? Just say what you mean!.." —Helvetica, Kiss It Goodbye
Jarang sekali aku menikmati kopi sepahit ini, benar-benar tanpa gula. Biasanya aku menambahkan sedikit gula, paling banyak 1 sendok teh atau aku membeli kopi sachetan. Bukan karena diabetes yang bisa muncul mendadak dan menjalar ke semua sel-sel di-tubuh, bukan pula karena nasihat dokter yang menyarankan aku untuk berhenti minum kopi karena asam lambungku, tapi entahlah, detik ini rasanya kopi yang berada di-hadapanku dan benar-benar pahit bisa membuatku setidaknya lebih nyaman untuk saat ini. Terlebih aku sudah mulai menikmatinya akhir-akhir ini, ditemani rokok murah favoritku seperti biasa, beberapa buku yang aku curi dari beberapa kawan dekatku dan headset murahan yang selalu aku pakai untuk menjadi perantara nada-nada yang menggugah diri & menginspirasi.
Ada waktunya dimana aku benar-benar merasa sentimentil, terlebih dengan gelagat beberapa kawan yang mulai membuatku terasa pengap. Aku tak pernah berharap semuanya akan selalu berjalan sesuai harapan. Namun, yang menjengkelkan adalah ketika beberapa kawan melontarkan celotehan konyol yang sepintas, namun fatal, lalu tak mau memper-tanggung-jawab-kan ucapannya.
Ada gogon yang memang dibesar-besarkan. Sebenarnya itu pun tidak terlalu jadi masalah karena itu hak mereka, silahkan bercelotehlah sepuas kalian. Yang jadi masalah mungkin adalah ketika aku melontarkan balik apa yang aku pikirkan, berbeda dan beberapa kawan tak sepakat, ah tapi itu pun tak terlalu jadi masalah. Yang jadi masalah mungkin adalah ketika beberapa kawan memutar balik pandangannya terhadapku sebagai 'kawan', karena pemikiranku yang berbeda dengan pandangan mereka, menjadikan diriku sebagai 'objek' yang dapat digeneralisir oleh mereka seenak jidat tanpa ada obrolan lebih lanjut dan hanya satu pandangan saja. Namun yang penting aku sudah berusaha jujur kepada diriku sendiri mencoba melontarkan apa yang aku pikirkan. Walaupun itu...
Ah sudahlah... aku tak peduli... lebih baik menikmati kopi sambil mendengarkan dan ikut bernyanyi bersama kesenduan Pamphleteer milik The Weakerthans:
..How I don't know what I should do
With my hands when I talk to you, my friends
The rhetoric and treason of saying that I'll miss you
I clutch my stack of paper, press one to a chest
Then watch it swoop and stutter to the ground..
Ada gogon yang memang dibesar-besarkan. Sebenarnya itu pun tidak terlalu jadi masalah karena itu hak mereka, silahkan bercelotehlah sepuas kalian. Yang jadi masalah mungkin adalah ketika aku melontarkan balik apa yang aku pikirkan, berbeda dan beberapa kawan tak sepakat, ah tapi itu pun tak terlalu jadi masalah. Yang jadi masalah mungkin adalah ketika beberapa kawan memutar balik pandangannya terhadapku sebagai 'kawan', karena pemikiranku yang berbeda dengan pandangan mereka, menjadikan diriku sebagai 'objek' yang dapat digeneralisir oleh mereka seenak jidat tanpa ada obrolan lebih lanjut dan hanya satu pandangan saja. Namun yang penting aku sudah berusaha jujur kepada diriku sendiri mencoba melontarkan apa yang aku pikirkan. Walaupun itu...
Ah sudahlah... aku tak peduli... lebih baik menikmati kopi sambil mendengarkan dan ikut bernyanyi bersama kesenduan Pamphleteer milik The Weakerthans:
..How I don't know what I should do
With my hands when I talk to you, my friends
The rhetoric and treason of saying that I'll miss you
I clutch my stack of paper, press one to a chest
Then watch it swoop and stutter to the ground..
No comments:
Post a Comment