Sunday, December 29, 2013

Sedikit Ulasan 3 Band Yang Mempengaruhi Hidupku

Sebelumnya aku tak pernah terpikirkan untuk menulis tentang beberapa album yang menurutku penting dalam hidupku, namun entah kenapa rasanya aku ingin berbagi kepada kawan-kawan semua kenapa mereka begitu penting bagiku, walaupun aku tak bisa menjabarkannya panjang lebar. 

Ada banyak band yang sangat penting, namun dari banyaknya band yang aku suka, sepertinya 3 band ini cukup mewakili, terlebih dengan album mereka yang fenomenal dan aku memiliki rilisannya.


1. Nation Of Ulysses "13-Point Program to Destroy America"

"We're just a band, but we're a political party too!" seru Ian F. Svenonius, sang frontman dari sebuah band radikal-kiri-mentok yang stand-out asal Washington D.C ini. Mereka memukul telak, mengacak-ngacak nilai-nilai konvensional musik Jazz, Punk & Rock N' Roll. Dengan penampilan mereka yang super-catchy, berdandan ala mafia, mereka melakukan sebuah pertunjukan dari panggung-ke-panggung yang bukan hanya sekedar pertunjukkan. Mereka sangat serius dengan ide-idenya yang berani, terlebih dengan kondisi DC pada saat itu.

Cool Senior High School; yang menyatakan sikap bahwa mereka siap mengencingi setiap lencana, lalu pernyataan eksistensialisme mereka sebagai band, mereka percaya bahwa setiap orang berhak menentukan sejarahnya sendiri; Look Out, Soul is Back!, ada pula cerita lelaki yang di-penjara seumur hidup lalu jatuh cinta terhadap seorang wanita; I Met The Girl I'm Going to Marry. Lalu nomor yang sangat fenomenal dan frontal, sebuah sikap bahwa mereka anti-otoriter; Target U.S.A!

Mereka pernah bermain di salah satu acara semacam musik 'formal', dihadiri oleh beberapa 'orang penting' disana. Ketika mereka mulai dengan nomor "Spectra Sonic Sound", Svenonius—dengan raut wajahnya selalu dingin—mengambil secangkir gelas berisi kopi (mungkin juga air putih atau teh?), meminumnya dan memuntahkan kembali seperti pancuran, lalu membanting gelas di-depan para penonton yang duduk diam. Sebuah penampilan yang sinting dan keren, dimana sebuah pesta hanya sekedar 'kekakuan' belaka. What a beautiful concept!

2. Boysetsfire "The Day The Sun Went Out"

Ketika kemuakkan pada hidup datang, mereka tetap mendekap mimpi-mimpi yang tercerai-berai, diantara rutinitas harian mereka menafkahi keluarga, mereka melahirkan sebuah 'magnum opus' yang tak ada tandingan di-eranya. Ketika kebanyakan band memainkan Newskool Hardcore, BSF datang dengan kebisingan yang unik; low-fi punk digabungkan kebrutalan hardcore dengan vokal Nathan Gray yang bernyanyi sendu dan kadang berteriak.

Cadence; yang bercerita tentang alur kehidupan mereka yang dipaksa menjadi robot-bayaran yang mau tak mau harus dilakukan demi sesuap nasi. Lalu kisah bagaimana sebuah kreativitas yang dicuri dan dijadikan komoditi; Pure, In Hope; dimana mereka mati-matian mendekap harapan dan menghidupi mimpi mereka walaupun selalu terjatuh. 65 Factory Outlets; yang menolak bahwa mereka bukanlah sekedar produk industri belaka, yang dapat diperjual-belikan seenaknya.

Dari semua album mereka, album pertama inilah yang memberikan banyak penyegaran dan pandangan baru untukku mengenai musik. Walaupun tidak dipungkiri album kedua mereka After The Eulogy dan album terakhir (yang baru keluar tahun ini) While A Nations Sleep.. pun sama brengseknya.

3.  Refused "The Shape of Punk to Come"

Entah berapa ratus kali aku selalu merekomendasikan album paling keren dari band sinting ini. Sebuah pencerahan dari band hardcore/punk asal Umea (Sweden) yang meramu 'unsur' musikal dan lirik dengan referensi darimana-mana, dan memberaki para 'dedengkot'-nya. Entahlah, aku tak bisa menjelaskan album ini panjang lebar, namun kalian harus mencoba dengarkan album ini. They're fukkin great, trust me!

PS: Akupun pernah membuat mixtape dari ketiga band ini, check em out: MIXTAPE

No comments:

Post a Comment