Di-ambang kemuakkan total yang merayap dalam rutinitas keseharian, masih saja aku mencoba tetap menulis, menulis dan menulis. Entah kenapa aku masih terus menulis walaupun terkadang tidak berujung dan berakhir total ambyar. Nampaknya aktivitas menulis sudah menjadi bagian hidupku secara tidak langsung dan menjadi sebuah keharusan yang mau tidak mau selalu menulis; di komputer, maupun di atas kertas, walaupun menulis sesuatu yang memang gak penting-penting amat. Ada satu kebiasaan buruk yang bentuknya paling menyebalkan, yaitu setelah selesai menulis di atas kertas, aku selalu membiarkan tulisan di kertas tersebut tanpa di-dokumentasikan; terkadang terbang ke tempat sampah, terkadang dibiarkan mengambang, lalu hilang. Terkadang aku berada di antara menyesalinya atau mengikhlaskannya, tapi ya sudahlah, karena pada akhirnya aku masih tetap menulis.
Aktifitas menulis ini mungkin tidak akan terlahir jika tidak ada pemicu dari kawan-kawan. Nampaknya aku harus berterima kasih kepada mereka (Arfian, Babap Ucok, Fajar Regal, Ichanoski, Dendy, Tod, Ilham, Whisnu, Agam, Isti, Anggit, Adelia, Rizkan, Ody, Hera Sin, Rere, Orocks, Boy, Licun, Mas Aridusta, Dikdik, Ripcruel, Boing, Azura, Cahyo, Om Rahar, Audrey, dan masih banyak lagi yang tidak mungkin kusebutkan satu-persatu disini) yang selalu memberi pasokan 'senjata' yang imajinatif dan total inspiratif. Semoga aku selalu bisa menjaga energi agar tetap mampu menghidupi hidup sampai waktunya tiba.
No comments:
Post a Comment